Minggu, 30 Desember 2012

Menggunakan Facebook untuk Berbisnis





Facebook kini mempunya kurang lebih 1 Milliar pengguna di seluruh dunia. Bagaimana mungkin, kita sebagai internet marketing tidak memanfaatkan prospek bagus ini ? Kelebihan facebook yang utama adalah gratis membuat akunnya. Yang kedua, facebook adalah jejaring sosial, dalam jejaring sosial kita melakukan hubungan dua arah, sehingga komunikasi yang terjadi lebih terarah. Itu berarti untuk membangun 'trust' atau kepercayaan akan lebih mudah dalam menjalankan bisnis online melalui facebook anda. Berikut saya ulas beberapa hal yang bisa anda lakukan untuk membuat facebook menjadi media dalam bisnis online anda:

1. Buatlah sebuah Niche yang Terfokus

Niche adalah pemilihan segmen pasar yang khusus menyediakan item sejenis. Ini merupakan sesuatu yang penting dalam bisnis online, sebisa mungkin cari Niche dengan kompetitor sedikit namun banyak pencarinya. Di facebook sendiri, Niche yang baik sangat di perlukan, agar orang-orang yang mencari sesuatu di facebook lebih terarah.

 2. Teman dalam Akun 5000

Facebook memang membatasi dalam jumlah pertemanan, maksimal kurang lebih 5000. Namun sekarang ada sistem subscribes yang juga powerfull untuk menambah 'List Building' bisnis online anda.

3. Carilah teman yang sesuai Niche

Banyak akun palsu di facebook, akun tidak aktif dan akun spam. Kita harus jeli dalam mencari teman  facebook dengan prospek yang tinggi. Carilah Fan Page/Group kompetitor anda, di sana akan ada orang-orang yang aktif di dalamnya. Tambahkan kedalam teman anda sebanyak mungkin. Namun, facebook juga membatasi dalam 'Add Friends' untuk satu hari maksimal 20-200 orang saja. Jadi, untuk mengakali itu, buatlah akun lagi dengan data yang 'lumayan' lengkap. Karena orang dengan data yang tidak lengkap atau bahkan tidak ada datanya akan jarang di konfirm dalam pertemanan. Tambahkan sebanyak mungkin teman.
                                         
4. Buatlah Sebuah Fan Page

Ini dia tujuan utama aktifitas di atas tadi, setelah akun anda terisi banyak teman, konsisten dan aktif, serta dengan Niche yang baik. Maka, buatlah Fan Page. Facebook memberikan layanan 'Sarankan Teman' untuk kita dapat mengirimkan saran kepada semua teman kita. Sarankan semuanya! Karena teman anda terfokus maka rasio untuk mengklik like  Fan Page dengan Niche yang sesuai sangat tinggi. Manfaatkan itu!
                                           
 5. Buatlah Sebuah Group

Selain Fan Page, buatlah juga Group untuk Niche tersebut. Dan karena di grup kita dapat menambahkan teman kedalam grup tanpa konfirmasi terlebih dahulu, maka akan lebih mudah untuk membuat 'List Building'nya. Untuk menambahkan anggota grup dengan cepat, bisa di lihat di artikel ini.

6. Konsisten dan Terus Update

Konsisten untuk posting adalah kunci Like di Fan Page bertahan. Jangan kirim iklan terus karena itu akan di anggap spam oleh para member. Terus update Fan Page serta ramaikan Grup anda. Dengan itu, List Building untuk bisnis online anda bertambah pesat.

Masih banyak sebenarnya cara menggunakan facebook untuk bisnis online kita, namun dalam kesempatan kali ini cukup beberapa saja yang di sajikan. Jika ingin lebih power full lagi, bisa gunakan Facebook Ads untuk menggiring visitor ke Fan Page anda. Lakukan postingan bervariasi namun konsisten di Fan Page anda. Lihat hasilnya!

sumber : fanspage-id.com

Menguangkan Blog




Berikut ini empat cara terpopuler menciptakan uang melalui blog.

1. AdSense

AdSense adalah layanan terpopuler di kalangan blogger yang ingin menguangkan blognya. AdSense merupakan layanan yang diciptakan Google. Intinya, dengan memasang AdSense di blog Anda, Anda seperti menyediakan lahan untuk menempatkan iklan-iklan yang diproduksi Google. Untuk setiap pengunjung yang mengeklik iklan tersebut, Anda akan diberi upah. Dengan demikian, blog dengan pengunjung yang lebih banyak akan lebih menghasilkan uang karena kemungkinan para pengunjung tersebut mengeklik iklan Google akan semakin besar.

2. Featured Post

Featured post alias post terfitur adalah posting yang dibuat dengan materi iklan. Beberapa perusahaan menyewa blogger untuk membantu memasarkan produk mereka dengan mengajak blogger tersebut membuatkan sebuah posting berkaitan dengan produk tersebut. Biasanya bentuk posting yang dibuat adalah sejenis ulasan mengenai produk tersebut.

3. Affiliate Marketing

Yang satu ini juga tidak kalah populer. Affiliate marketing sejatinya adalah aktivitas membantu memasarkan produk dari situs online shopping, sehingga di sini Anda berperan sebagai reseller. Untuk setiap transaksi yang Anda referensikan, Anda menerima upah. Nah, Anda bisa mengubah blog Anda menjadi etalase produk yang Anda resell, sehingga seolah-olah Andalah yang menjual produk tersebut (walaupun sebenarnya Anda hanya merujuk ke situs online shopping utama).

4. Ruang Iklan

Konsepnya sama dengan AdSense: Anda menyediakan lahan untuk pembaca blog Anda yang ingin memasang iklan di blog Anda. Hanya saja, di sini lebih bebas. Siapapun bisa memasang iklan di blog Anda dan bayarannya pun bisa dinegosiasikan. Tetapi, tentunya pastikan blog Anda memiliki prestise yang tinggi (seperti jumlah kunjungan yang tinggi) sehingga para pemasang iklan tertarik memasang iklan di blog Anda karena kemungkinannya dilihat banyak orang itu lebih besar.

10 Kesalahan Menggunakan Jejaring Sosial untuk Bisnis


Banyak orang begitu menggebu-gebu terjun ke jejaring sosial untuk mempromosikan bisnis mereka. Tergiur dengan berita tentang mudah dan efektifnya jejaring sosial bagi bisnis online, mereka langsung mengambil cara ini sebagai salah satu jurus promosi mereka. Tetapi, pada akhirnya, mereka justru mengerutkan dahi dan bertanya, "Kok promosi saya di jejaring sosial tidak berhasil?" Berhati-hatilah, berikut ini 10 kesalahan utama dalam menggunakan jejaring sosial untuk bisnis online

1. Promosi Besar-Besaran

Tanyakan ini pada diri Anda dan jawab dengan jujur, "Apa tujuan utama orang menggunakan jejaring sosial?" Tentu saja jawabannya adalah mereka ingin bersosialisasi, membangun pertemanan, dan berbagi hal-hal menarik. Apa mereka ingin melihat iklan di wahana bersosialisasi ini? Sejujurnya, tidak. Oleh karena itu, jangan kotori lahan mereka dengan iklan dan promosi Anda yang terlalu menggebu-gebu.

2. Membeli Teman

Ya, yang saya maksudkan "membeli" adalah membeli dalam makna harfiah. Ada situs-situs freelance yang menawarkan jual-beli teman di jejaring sosial agar teman Anda banyak. Jelas ini bukan cara yang baik. Ya, Anda memang harus melebarkan saya bisnis online Anda dengan memperbanyak teman, tetapi teman ini harus didapatkan dengan cara yang normal, bukan cara bohongan seperti ini. Jangan salah, bisa saja yang dijual oleh situs-situs ini bukanlah teman nyata.

3. Kurang Interaksi

Ketika orang-orang mencoba berinteraksi dengan Anda melalui komentar, pesan, dan lain-lain, Anda wajib menanggapi. Itu harga mati. Banyak di antara pebisnis online yang begitu bersemangat memposting iklan atau tautan ke bisnis online mereka, tetapi sangat jarang berinteraksi dengan orang-orang. Semakin responsif Anda, semakin orang-orang menghargai bisnis online yang Anda gelar di jejaring sosial.

4. Tidak Melakukan Apa-Apa

Ada pula yang gemar memposting produk-produk terbaru dari bisnis online mereka tetapi tidak pernah hadir dalam percakapan dunia maya. Ini sebenarnya agak mirip dengan poin 3 di atas, namun di sini lebih ditekankan bagaimana Anda bisa berbaur dengan suasana bersosial a la jejaring sosial.

5. Diacuhkan

Apakah ada yang salah Anda lakukan sehingga setiap posting Anda selalu sepi komentar? Jelas, ya. Ini bisa sebagai akibat dari poin-poin sebelumnya, terutama poin 3 dan poin 4. Intinya, cobalah mengatur akun jejaring sosial Anda agar terus terperbarui dengan (misalnya) mengganti foto profil, meng-update status ucapan selamat, atau apapun itu. Kalau perlu, Anda bisa membuat jadwal untuk melakukan ini.

6. Berpolemik

Polemik itu adalah bahasa halusnya adu mulut. Ini lucu: bagaimana mungkin Anda mau menarik orang-orang untuk tertarik dengan bisnis online Anda jika Anda kerap mengkomplain, mengusir, atau bahkan mencemooh orang-orang di jejaring sosial Anda? Tentu saja selalu ada pelanggan yang (katakanlah) menyebalkan, banyak tanya, atau terlalu banyak menuntut, tetapi layani mereka dengan baik. Jangan sekali-kali memposting kata-kata yang tidak baik karena itu mempengaruhi nama baik Anda dan bisnis Anda.

7. Egois

Maksudnya egois di sini adalah, tidak ada posting lain yang Anda lakukan selain berkaitan dengan bisnis Anda. Apapun yang Anda lakukan, selalu tentang bisnis online Anda. Cobalah lakukan hal-hal seperti berbagi tips, berbagi tautan bermanfaat, membuat survei, memposting foto lucu, dan lain-lain, sehingga orang tertarik dengan Anda secara natural.

8. Kurang Pendekatan

Jangan tunggu orang lain datang untuk berinteraksi dengan Anda: Anda yang harus memulai. Jangan ragu meninggalkan komentar di status Facebook atau me-reply tweet seseorang. Dekati calon pelanggan Anda secara pribadi, agar mereka datang kepada Anda. Perhatikan perbedaan yang akan Anda rasakan jika Anda melakukan hal-hal ini.

9. Salah Akun

Anda tentu memiliki akun jejaring sosial yang berbeda dengan akun jejaring sosial bisnis online Anda. Jangan sampai Anda tertukar menggunakan akun keduanya, sehingga ketika Anda mau (misalnya) memberikan komentar di status Facebook seseorang dengan gaya bahasa Anda, Anda justru menggunakan akun bisnis online Anda. Ini akan memperburuk citra Anda dan bisnis online Anda. Berhati-hatilah.

10. Membahas Hal-Hal yang Melenceng

Ya, memang tadi saya katakan di atas bahwa Anda bisa tampil sedikit lebih personal kepada calon pelanggan Anda. Tetapi, cobalah tetap menyisipkan unsur bisnis online Anda di sana. Agak egois memang, tetapi toh memang Anda sedang menjalankan sebuah bisnis online kan? Jadi jika Anda hendak mengucapkan selamat di jejaring sosial, ucapkan itu dengan bahasa yang resmi, ofisial dari bisnis online Anda. Jangan bahas hal-hal yang tidak ada kaitannya dengan bisnis online Anda, itu justru akan merugikan Anda sendiri.


sumber : Fanspage-id.com


Rahasia Sukses Di Internet


Sebenarnya ini sudah bukan menjadi rahasia lagi, namun masih banyak orang yang tidak melakukannya. Menurut saya, faktornya ya 1, Malas..Namun, ayo kita tilik beberapa Rahasia Sukses Bisnis di Internet berikut ini:



1. FOKUS

Banyak orang yang mengerjakan sesuatu itu dibarengkan dengan sesuatu lain yang membuatnya tidak fokus, akibatnya pekerjaan itu menjadi lambat untuk di selesaikan. Fokus dan Fokus. Jika kita sudah menemukan apa keahlian kita, ide apa yang kita punya, dan bagaimana cara menjalankannya. Maka, FOKUSlah terhadap hal itu sampai anda menyelesaikannya.

2. Profesional

Jadikan bisnis sebagai bisnis. Bukan sebagai hobi. Tapi jadikan juga bisnis anda sebagai kesukaan anda. Karena sesuatu yang kita sukai akan lebih mudah kita pelajari.Memang dalam bisnis di internet, kita mempunyai waktu yang fleksibel. Namun, kita juga harus konsiten dan disiplin dalam menjalankannya. Lakukan yang terbaik untuk bisnis anda.


3. Bekerja keras dan Bekerja Cerdas


Dalam berbisnis kita harus bekerja keras agar bisnis kita berhasil, tapi kita juga harus kerja cerdas. Jangan paksa untuk melakukan sesuatu hal yang anda tidak bisa, karena itu akan percumah. Hasilnya tidak akan bagus dan waktu anda terbuang percumah. Lakukan hal yang penting yang bisa anda lakukan.

Lalu, bagaimana dengan hal yang tidak bisa kita lakukan ? Pekerjakan orang lain. Kita manusia adalah makhluk sosial. Kita membutuhkan orang lain dalam kehidupan kita, termasuk dalam berbisnis.


4. JUJUR

Sesuatu yang cukup sulit untuk dibangun dalam berbisnis adalah 'Trust' atau kepercayaan. Kita benar-benar di tuntut untuk membuat orang percaya pada bisnis kita. Jujurlah, lakukan dengan semestinya. Karena, sekali saja anda menipu pelanggan/partner anda, maka akan sulit sekali untuk mengembalikan kepercayaan tersebut.Selalu komunikatif kepada pelanggan kita. Buat mereka percaya, bahwa anda memang seorang pebisnis.


5. ACTION!

Lakukan semua itu sekarang!
Lakukan semua itu sekarang!
Lakukan semua itu sekarang!
Dengan penekanan seperti itu, maka lakukan hal yang bisa anda lakukan dalam bisnis anda secepatnya. Take Action, Get Miracle.


Itulah beberapa Rahasia Bisnis di Internet. Kuncinya jangan malas dan jangan berdiam diri. Lakukan sekarang juga yang anda bisa. Semoga artikel ini bermanfaat. Sekian dan Terimakasih.

sumber : fanspage-id.com



Jumat, 21 Desember 2012

Terinspirasi Penjual Es Krim Singapura


Solo — Membuka usaha biasanya diawali dengan ide. Salah satunya ide menawarkan varian es krim yang terinspirasi dari seorang penjual es krim di Singapura. Seperti halnya Ayline Christianto yang membuka Orchad Ice Bread di salah satu mal di Kota Bengawan ini.

“Awalnya terinspirasi dari penjual es krim di Singapura. Es krim yang dijual engkong tua itu sangat laris sampai panjang antriannya. Dari itu saya berpikir untuk menjualnya di Indonesia. Meski produknya simple namun dengan kemasan yang unik,” kata Founder Orchard Ice Bread, Ayline Christanto kepada Timlo.net di sela soft opening, Minggu (11/11).

Waktu itu Ayline berpikir bagaimana tidak hanya menjual es krim. Kemudian muncul gagasan es krim yang dipadu dengan roti. “Trend-nya sekarang kan ke makanan modern. Akhirnya kami padukan es krim dengan roti,” terangnya.

Soal sisi kesehatan produknya, Ayline pun tidak melupakannya. Roti dan es krim tersebut merupakan produk buatan sendiri sehingga menggunakan bahan alami dan bebas pengawet.

Orchard Ice Bread memberikan dua pilihan roti yakni rainbow bread (roti pelangi) dan wheat bread (roti gandum) yang bisa dinikmati bersama 12 rasa es krim yaitu vanilla, cokelat, strawberry, mocca, coconut, mango, red-bean, green-tea, bluberry, cookies, durian dan rum. Roti pelangi rasanya lebih manis, kadar gula lebih tinggi dan warnanya unik Sedangkan roti gandum memiliki serat lebih tinggi dan kadar gula rendah, cocok untuk yang diet.

Jika ini berhasil, bukan tak mungkin, Ayline memperluas outletnya di berbagai daerah, seperti Makassar, Bali dan Surabaya. “Hanya saja kami masih belum menyanggupi untuk melihat yang sudah ada berjalan dulu,” pungkas Ayline.

Sumber : timlo.net


Ikan Patin Dapat Dibikin Bakso, Nugget, Kerupuk dan Mie


Wonogiri — Sadar akan potensi hasil perikanan yang melimpah, KIMBis (Klinik Iptek Mina Bisnis) Wonogiri mulai menggeluti bisnis pembuatan aneka olahan berbahan ikan Patin. Dari satu jenis ikan itu saja dapat dibikin bakso, nugget, kerupuk, maupun mie.

Bakso, nugget, dan mie dibuat dengan mengambil bagian daging Patin. Sedangkan kerupuk memanfaatkan kulit ikan Patin yang selama ini hanya dianggap sebagai limbah.

Soal rasa, tetap mempertahankan karakteristik Patin yang gurih, empuk, dan sedikit berserat. Sedangkan harga terbilang sangat terjangkau.

“Bakso, nugget, dan mie serta kerupuk mentah kita jual 5 ribu satu plastik ukuran sedang, memang sengaja kita terapkan satu harga, hitung-hitung buat perkenalan Mas,” terang Sulastri (50), warga Gumiwang Lor, Wuryantoro saat dijumpai di salah satu stand penjual aneka olahan Patin pada Wonogiri Super Expo 2012, di GOR Girimandala, Senin (29/10).

Bakso dan aneka olahan lain kecuali kerupuk dikatakannya tidak bisa bertahan lama. Dalam suhu ruangan paling hanya mampu bertahan kisaran 2 hari, pasalnya tanpa menggunakan bahan pengawet.

“Kalau khusus kerupuk bisa bertahan lama karena dalam keadaan kering, yang lainnya yang basah tidak bisa lama-lama ” lanjutnya.

Sementara itu Endang (48), karyawan sebuah bank umum nasional mengaku tertarik dengan sajian aneka bahan olahan ikan Patin. Lantaran itu dirinya membeli beberapa itemnya sekaligus.

” Tadi sempat mencicipi, ternyata enak juga kok Mas, jadi ingat keluarga di rumah lalu beli deh,” tutur Endang.

Sumber : Timlo.net


Kaos Tema Obyek Wisata Jadi Primadona Wisatawan


Wonogiri  –  Bisnis pembuatan t-shirt atau kaos bertema obyek wisata diakui masih berprospek bagus di Wonogiri. Dapat dilihat dari selalu ludesnya dagangan jenis ini di setiap lapak yang memajangnya.

Ada beberapa obyek wisata yang dijadikan target tema dalam kaos. Di antaranya WGM (Waduk Gajah Mungkur), MKD (Museum Karst Dunia) Pracimantoro, Pantai Sembukan Paranggupito dan Bumi Kahyangan, Dlepih, Tirtomoyo. Semuanya diburu para wisatawan.

“Buat oleh-oleh Mas, sekaligus sebagai bukti kalau saya pernah kesini,” tutur Gina (32) pengunjung Bumi Kahyangan asal Slahung Ponorogo Jatim, Jumat (26/10). Tak kepalang tanggung ibu muda ini memborong belasan buah kaos seharga 35 ribu per buah bergambar obwis Kahyangan.

Lain lagi yang diungkapkan Wardani (36). Naluri bisnisnya menuntut dia untuk membeli kaos dalam partai besar. Kaos tersebut nantinya bakal dijual lagi di tempat lain.

“Tapi saya jualnya hanya di dalam Wonogiri saja, kalau di luar Wonogiri kemungkinan tidak laku,” kata Wardani.

Sugeng Wibowo, seorang pembuat kaos khusus obwis mengaku bisnis tersebut resikonya kecil. Sebab selain cepat laku, kaos juga bukan barang yang lekas kadaluarsa.

“Dibuat bulan ini terus dijualnya dua tahun lagi tidak masalah, apalagi bisnis ini sudah punya pangsa pasar tersendiri, yaitu para wisatawan, kalau yang mau dijual kembali ya ada, tapi prosentasenya sangat kecil,” ujar Sugeng

sumber : timlo.net


Desa Bakungan Kembangkan Keripik Bonggol Pisang


Klaten – Pemerintah Desa (Pemdes) Bakungan, Kecamatan Karangdowo, Kabupaten Klaten berniat mengembangkan usaha rumahan berupa pembuatan keripik berbahan baku bonggol pisang. Upaya itu sebagai program pemberdayaan masyarakat mandiri.

Kepala Desa Bakungan, Agus Krisnanto Wisnu Diyatno, mengatakan ide awal pengembangan usaha rumahan ini bermula ketika melihat semakin sulitnya lahan mata pencaharian saat ini.

“Program itu bekerjasama dengan PKK. Tujuannya ingin masyarakat Bakungan memiliki usaha sendiri,” ujar Agus di sela kesibukannya melihat-lihat proses pembuatan keripik bonggol pisang di rumahnya, Kamis (20/9).

Agus menjelaskan, saat ini sudah ada satu kelompok beranggotakan lima orang yang sudah memulai usaha mandiri tersebut. Mereka merupakan ibu-ibu rumah tangga warga Desa Bakungan.

“Nama kelompok usahanya yakni El Hanaa. Dari nama inilah yang kemudian dipakai untuk label keripik bonggol pisang desa kami,” ujarnya.

Agus memaparkan, beberapa daerah yang menjadi pangsa pasarnya diantaranya Klaten dan Solo. Namun demikian ia juga tidak jarang menerima pesanan dari saudaranya yang ada di Jakarta dan Surabaya.

Ia menjelaskan, dalam menekuni usaha makanan ringan ini masih menemui kendala yakni menggunakan peralatan manual. Dimana segala proses produksi dikerjakan menggunakan tangan dengan alat sederhana.

“Peralatan manual itu seperti pasah, peniris minyak, dan lain-lain. Dengan sistem manual ini kami hanya mampu memproduksi sekitar 7 kilogram per hari. Padahal jika dengan mesin bisa menghasilkan produksi dua kali lipatnya,” ujarnya.

Kendala lain, kata Agus, yakni permodalan. Dimana untuk mendapatkan pinjaman modal ke bank masih kesulitan. “Kami berharap dinas terkait ikut membantu dalam permodalan dan pemasaran,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua PKK Desa Bakungan, Lestari, menambahkan bahan baku berupa bonggol yang digunakan untuk produksi olahan keripik yakni pisang kepok dan kelutuk. Ada berbagai rasa diantaranya original, balado, pedas dan lain-lain.

“Untuk harga cemilan ini bermacam-macam, ada yang Rp500 per bungkus, Rp1000 per bungkus dan Rp6.500 ukuruan 100 gram,” imbuh Lestari.

Sumber : Timlo.net


De-Bog’s, Sandal dari Debog Pisang


Wonogiri — Sadar akan potensi dan peluang yang masih besar, masyarakat Desa Bulusulur, Kecamatan Wonogiri Kota yang tergabung dalam Kelompok Pengrajin Pelepah Pisang “Ngudi Rejeki” mulai mengembangkan bisnis pembuatan sandal berbahan baku pelepah pisang alias debog. Sandal unik ini pun telah diberi label sesuai bahannya, yakni De-Bog’s.

Ada 9 warga yang aktif membuatnya. Sebagian besar mereka berasal dari kalangan ibu rumah tangga. Workshop atau lokasi bengkel kerjanya di Balai Desa Bulusulur.

Ari (36), salah satu instruktur kerajinan debog mengatakan, sandal bikinan warga Bulusulur terhitung awet. Bisa bertahan hingga satu tahun. Harganya pun relatif terjangkau. “Harga sekitar Rp 20 ribu hingga Rp 30 ribu setiap pasangnya, tergantung ukuran, dari yang untuk anak-anak sampai dewasa,” jelas Aris, Jumat (13/7).

Setidaknya satu tahun belakangan ini, lanjut pria bertubuh langsing tersebut, masyarakat Bulusulur berkreasi debog. Dan mulai ada peningkatan permintaan dari konsumen.

“Para camat, pejabat dan kalangan pebisnis banyak yang sudah pesan, menurut mereka harganya cukup murah dan tahan lama apalagi untuk pemakaian dalam rumah,” jelasnya. Ke depan kelompok ini akan melakukan pengembangan dengan menambah produk berupa tas, tudung lampu, karpet dan taplak meja dengan bahan baku debog pisang.

Sumber : Timlo.net


Pelepah Pisang Disulap Jadi Hiasan Cantik


Sukoharjo — Belum banyak orang yang mengetahui, bahwa semua bagian dari pohon pisang dapat dimanfaatkan. Biasanya, orang hanya memanfaatkan buah dan daun dari pohon pisang. Namun tidak bagi Sholikin, warga Combongan, Sukoharjo. Sejak tahun 1980, Ia bergelut menyulap batang pohon pisang menjadi produk kerajinan unik, berkualitas dan bernilai jual tinggi.

Produk yang dihasilkan Sholikin berbahan batang pohon pisang tersebut, di antaranya pemandangan alam, masjid dan bermacam hiasan dinding bentuk lainnya. Kerajinan hasil rajutan tangannya tersebut kini sudah tersebar di berbagai daerah di wilayah Jawa dan Bali.

Diterangkan Sholikin, bahwa serat batang pohon pisang lebih halus dan lentur di banding serat dari bahan lain. Sehingga ketika digunakan untuk kerajinan, hasilnya lebih berkualitas. Proses pembuatannya pun tidak terlalu rumit. Pelepah pisang yang telah dikeringkan di bawah sinar matahari selama 10 hari, kemudian di bentuk sesuai ukuran kerajinan yang akan dibuat.

“Kalau untuk pelepah pisang ini lebih lentur dan halus, sehingga kualitasnya juga lebih baik. Terlebih warna dasarnya sudah cantik sehingga lebih menarik. Cara pembuatannya juga mudah. Hanya di jemur terus dibentuk sesuai ukuran,” ujarnya saat ditemui baru-baru ini.

Untuk setiap kerajinannya, Sholikin mematok harga yang bervariatif. Mulai dari Rp 30 ribu hingga jutaan rupiah, sesuai dengan jenis dan ukurannya. Selain menyulap pelepah pisang menjadi produk bernilai jual, di sela-sela waktu luangnya, Sholikin juga mengisi pelatihan pengolahan berbagai kerajinan yang berbahan dasar dari limbah.

Sumber : Timlo.net


Kamis, 20 Desember 2012

Kisah Sukses Jualan Hijab Via Online


Semarang - Hijab saat sudah menjadi salah satu trend mode di tanah air sehingga wanita tidak bosan mengenakan hijab yang itu-itu saja. Melihat peluang tersebut, Tsummadana Wulan (22) merintis karir dengan mendesain hijab dan menjualnya via online. Bahkan saat ini produknya sudah dipakai puluhan artis tanah air.

Di sebuah butik kecil bernama Miulan di samping rumahnya di Jl Kedung Batu Selatan no.88 Semarang atau tepat di belakang Klenteng Sam Po Kong, Wulan dan tujuh karyawan mengemas puluhan hijab dan busana muslim yang siap dikirim ke penjuru tanah air bahkan luar negeri.

"Mau dikirim ke luar Jawa. Pelanggan juga ada dari Singapura, Brunei Darussalam dan yang paling sering Hongkong," kata Wulan di butiknya, Sabtu (17/11/2012).

Dengan menjual hijab dan baju muslim, saat ini Wulan sudah bisa mewujudkan keinginannya untuk Umroh, jalan-jalan ke luar negeri dan membeli barang yang diinginkannya. Ia pun menceritakan kisah suksesnya saat ditemui detikFinance, Sabtu (17/11/2012).

Awalnya, ia hanya mahasiswi biasa di Fakultas TekniK Informatika Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) Semarang hingga akhirnya dosen memberikan tugas kewirausahaan yaitu membuat usaha tanpa modal. Gadis cantik ini pun memutar otak dan mengawalinya dengan menjual pakaian pantas pakai miliknya.

"Dari penjualan itu akhirnya dapat modal dan membuat pernak pernik asesoris buatan sendiri misalnya gelang, kalung, cincin, dan lainnya," tandasnya.

Untuk menyokong usahanya, Wulan juga menjadi anggota salah satu Multi Level Marketing (MLM) hingga akhirnya dia bisa membangun toko. Tapi tidak seperti yang diharapkan, tokonya tidak dipenuhi pengunjung bahkan tergolong sepi. Lagi-lagi Wulan harus memutar otak agar usahanya sukses.

"Lalu dibantu ibu, saya mendesain hijab dari referensi internet dan dijual via online. Dari situ ternyata banyak peminatnya, maka terlahirlah Miulan bulan November 2011 lalu," ujar Wulan bangga.

"Sebulan setidaknya membuat empat desain baru," imbuhnya.

Lama-kelamaan, usahanya semakin berkembang, Wulan pun bisa memperkejakan tujuh karyawan. Bahkan ibu-ibu di sekitar tempat tinggalnya juga ikut kebagian rejeki dengan membantu memotong dan menjahit kain yang akan dijadikan hijab.

"Ibu-ibu di sini ikut membantu, sedangkan karyawan di butik tinggal melakukan finishing dan packing. Ya istilahnya bagi-bagi rezekilah," pungkas Wulan.

Selain dijual per buah, hijab buatan Wulan juga dijual dengan sistem Distributor dengan minimal pembelian 100 buah, Agen dan Reseller dengan minimal pembelian 20 buah yang akan mendapatkan diskon khusus.

"Ada diskon 40 persen dan 20 persen. Harga hijabnya antara Rp 30-95 ribu," katanya.

Yang menjadi ciri khas hijab dari Wulan hingga banyak diminati adalah karena bahannya yang terbuat dari kain kaos, serta desain minimalis dengan asesoris bunga berwarna soft yang terkadang saling bertabrakan namun tetap menjadi kombinasi yang baik.

"Karena desain saya, jadi saya beri nama sesuka hati misalnya Cottonia Flowering Shawl (CfO), Classy Shawl (CS), dan Hoodie Vest Two Face . Tapi saat ini desain juga mengikuti permintaan pasar," tutur dara kelahiran 23 Desember 1990 tersebut.

Dari usahanya yang baru berdiri setahun itu, Wulan saat ini memiliki pendapatan bersih hingga jutaan rupiah perbulan, omsetnya pun hingga seratus juta rupiah. Selain itu dengan memanfaatkan twitter, ia berhasil membuat produknya dipakai oleh beberapa artis untuk dipakai dalam pengambilan gambar film. "Misalnya Julia Peres, Lyra Virna, Lia Ananta, Asti Ananta, Sheza Idris dan masih banyak lagi".

Sementara itu menurut Wulan, lebih efektif untuk menjual produknya lewat jejaring sosial karena pasar anak muda sekarang lebih condong menggunakannya. Dengan menggunakan jejaring sosial Facebook, Wulan memperoleh pelanggan berlimpah bahkan tak ayal ada orang yang meniru desain bahkan namanya.

"Itu tidak masalah, yang penting kita saat menjual saling percaya saja. Menggunakan panggilan akrab seperti 'sist dan cint' ternyata efektif membuat pelanggan merasa nyaman untuk berbelaja," kata Wulan sambil tersenyum.

Salah satu pelanggan Miulan, Dwi Putri Normasari mengaku senang dengan desain hijab yang dihasilkan Wulan, ia pun selalu menyempatkan diri membeli hijab saat melewati butik Miulan.

"Desainnya lucu, harganya juga terjangkau. Saya selalu mampir dulu kalau lewat sini," katanya.

Sumber : detik.com


Senin, 17 Desember 2012

Pengusaha Sepatu Lukis Ini Bangkit Lagi Setelah 2 Tokonya Terbakar


Jakarta - Kegagalan atau bangkrut merupakan risiko yang harus ditanggung oleh seorang wirausahawan atau pengusaha. Seperti yang dialami oleh perajin sepatu lukis asal Surabaya, Nazmah Armadhani yang mulai mencoba terjun berbisnis sepatu lukis sejak 4 tahun yang lalu sejak 2009.

Sebelumnya, dia dan suaminya telah berbisnis sepatu pada tahun 1986. Namun, musibah menimpanya dengan keluarga. Dua toko miliknya di Pasar Turi Surabaya habis dilalap si jago merah pada tahun 2007 silam. Tak ayal kerugian ratusan juta rupiah pun dialami pasangan ini.

Dua tahun setelah itu, Dhani panggilan akrabnya mulai merambah bisnis industri yang lain, mulai dari busana muslim, hingga bisnis batik. Namun, belum menuai hasil yang begitu memuaskan. Hingga pada akhirnya pada akhir tahun 2009 dirinya mulai mencoba berbisnis sepatu lukis.

"Tolak ukurnya pas kebakaran. Dua toko kita habis, pas mau bulan puasa. Dua tahun kita bingung karena nggak ada pemasukan. Akhirnya anak saya coba gambar-gambar di sepatunya, temannya suka. Saya juga ikutan gambar di sepatu polos, saya selipkan satu pasang di pameran busana muslim teman saya. Ternyata ibu gubernur suka," ungkap Dhani kepada detikFinance di Pameran Produk Unggulan Jawa Timur di Kementerian Perindustrian, Selasa (20/11/12).

Ia mengaku tak sendiri melancarkan bisnis sepatu lukis. Atau dengan kata lain, banyak pelaku industri serupa. Namun, dia meyakini produk yang dibuatnya ini berbeda. Selain karena latar belakang telah bergelut di industri sepatu selama puluhan tahun, kualitas dari produk sepatunya pun menjadi keunggulan.

"Kita sudah malang melintang di dunia persepatuan. Mereka (industri lain) itu bagus, tapi nggak rapi. Kenapa, soalnya diliat sekilas, garisnya sudah beda. Ketahuan banget kalau garapan saya kaya pabrik. Mereka soalnya dari pelukis, kalau karyawan saya bukan siapa siapa. Pentolan SD, nggak lulus SD, bahkan berhitung pun mereka nggak bisa. Tapi mereka telaten," paparnya.

Sampai saat ini, karyawan yang dimiliki oleh Dhani berjumlah 5 orang yang berasal dari daerah Jawa Timur dan sekitarnya. Untuk bahan baku, Dhani hanya cukup menyediakan cat sablon acrylic dengan kuas untuk melukis. Sedangkan sepatu polos, ia mengaku mendapatkannya di daerah lain seperti Surabaya, Sidoardjo hingga ke Bandung, Jawa Barat.

Usaha bisnis yang digelutinya selama kurang lebih 4 tahun itu cukup menjanjikan. Dalam sebuah pameran, dirinya mengaku bisa meraup omzet hingga Rp 20 juta. Namun, untuk reguler tanpa ada pameran, dia bisa meraup omzet sampai Rp 6 juta.

"Kalau pameran bisa sampai Rp 10-20 juta. Kalau nggak pameran Rp 6 juta-an sebulan. Kan di toko itu nyempil, jadi nggak ke gebyar. Paling keluar 60 pasang," ungkapnya.

Urusan harga, ia mematok harga yang variatif. Mulai dari Rp 100-300 ribu. "Tergantung dari sepatunya untuk cewek apa cowok. Kalau cowok kan lebih besar dan medianya lebih besar," katanya.

Namun sayang, Dhani belum berani merambah pasar ekspor untuk usahanya ini. Dia mengaku belum siap untuk memasarkan produknya ke luar negeri, karena alasan regulasi yang berbelit-belit. Walaupun sempat ada yang menawari, dia secara halus menolaknya.

"Ekspor kan ribet, saya bayanginnya ribet. Terus nanti pasti ada kendala bahasanya juga. Manajemennya harus sudah rapi lah, belum saatnya. Mungkin sudah 10 tahun kalau sudah mateng," tuturnya.

Para pembeli dapat memesan sepatu dengan model dan desain sendiri. Gambar yang unik, dan cerah menjadi keunggulan sepatu berlabel Dhona Dhani ini.


Saat ini produk sepatu lukis berada di pameran Industri Unggulan Jawa Timur di Kantor Kementerian Perindustrian, Jalan Gatot Subroto, Jakarta dari tanggal 20-23 November 2012. 

Nazmah Armadhani

Alamat:

Dukuh Setro 8a/17 Surabaya atau tokonya di ITC lantai Ground Blok G5/3-3a Surabaya. 

Sumber : detik.com


Kerajinan Bambu Ini Menembus Pasar California dan Fiji


Jakarta - Produk Industri Kecil dan Menengah (IKM) sejatinya jangan dipandang sebelah mata. Tak sedikit produk industri tersebut tembus pasar ekspor dengan omzet selangit. Salah satunya adalah produk kerajinan bambu milik Mochamad Saefullah.

Siapa menyangka, bambu yang bagi sebagian orang bukan barang yang bernilai, bisa dibilang menjadi tumpuan hidup Saefullah, pria yang biasa dipanggil Kang Ipul ini.

Berawal dari kegemarannya terhadap seni, dan menghadiri beberapa pameran kerajinan, Kang Ipul mulai memberanikan diri untuk terjun langsung sebagai perajin. Pada tahun 2002 dia mulai bergelut dengan bisnis kerajinan bambu.

"Saya pikir di kampung saya banyak SDA (sumber daya alam), kita coba. Awal modal kita Rp 100 ribu. Kita bikin pensil, tahun 2002," ungkap Kang Ipul saat ditemui di kediaman sekaligus workshopnya di Lembang, Bandung, Sabtu (24/11/12).

Produknya sudah ke merambah ke beberapa negara di dunia. Terjauh, dia mengirimkan produk bambunya ke Amerika Serikat (AS) dan Fiji. Sisanya ke negara Asia seperti Malaysia, Singapura, negara Eropa seperti Belanda, Spanyol dan negara-negara lainnya.

"Ekspor itu rutin, dari 100% paling banyak ke Malaysia hingga 60%. Cenderamata dari Malaysia dibuat di sini," tambahnya.

"Dan suatu saat kita pengen buka toko di Kuala Lumpur sekitar 2 tahun lagi lah. Karena peminat di sana banyak," imbuhnya.

Permasalahan umum sebuah IKM ialah permodalan. Usaha yang dinamainya Efrin Kreasi inipun pernah mengalami masalah demikian. Hingga pada tahun 2009, Kang Ipul mendapat bantuan permodalan dari PT Permodalan Nasional Madani (Persero) dengan program yang dinamakan Unit Layanan Mikro Madani (UlaMM) sebesar Rp 200 juta. Modal tersebut digunakan Kang Ipul untuk biaya operasional seperti pembelian bahan baku, kendaraan operasional dan lainnya.

"Orang dari UlaMM datang ke saya. Saya pinjam Rp 200 juta, prosesnya cepat sekali. Dua hari sudah cair. Tiga bulan yang lalu kita pinjam lagi Rp 80 juta. Bunganya wajar, kami sanggup bayarnya" papar Kang Ipul.

Sampai saat ini, dia memiliki 15 orang pekerja yang kebanyakan bersifat borongan, dengan kata lain, bekerja saat ada pesanan saja. Sementara dia memiliki 3 pekerja yang keluar dan memulai usaha serupa mengikuti jejaknya.

"Ada 3 orang yang keluar, tapi mereka kurang pasarnya mungkin ya," tambahnya.

Dalam satu bulan, dia bisa memproduksi 20 ribu unit kerajinan bambu yang kecil. Namun, untuk produk dengan tingkat kesulitan yang lebih tinggi seperti miniatur motor Harley, Kang Ipul tak bisa menyebutkan berapa kemampuan produksinya.

Omzetnya, Kang Ipul dapat meraup hingga Rp 60 juta. Harga yang ditawarkan untuk produknya mulai dari Rp 3.500 hingga Rp 1,5 juta per unit.

Pada tahun 2005, Kang Ipul bersama pekerjanya mendapat penghargaan dari Museum Rekor Indonesia karena telah membuat miniatur kereta api terpanjang, yaitu sepanjang 240 meter. Namun sayang, setelah itu, miniatur tersebut dia bongkar untuk kembali digunakan membuat kerajinan yang lain.

"Kita juga buat Harley Davidson, pesanan dari California, saya yakin ini baru pertama saya yang buat," tutupnya.

Jika ingin membeli atau melihat-lihat, atau bahkan anda terinspirasi usaha gigih dan ingin berdiskusi dengan Kang Ipul, langsung saja datang ke tokonya di Jalan Tangkuban Parahu 333 RT 03/07 Cikole Lembang, Bandung. 

Sumber : detik.com


Minggu, 16 Desember 2012

Wanita Ini Berhasil 'Sulap' Botol Bekas Jamu Jadi Rupiah


Bandung - Bagi banyak orang, mungkin botol-botol bekas adalah sampah yang tidak berguna. Namun bagi Ratna Miranti botol bekas adalah barang yang sangat berarti.

Ia mampu mengubah barang itu menjadi sesuatu yang amat bernilai. Sebagai seorang perajin lukisan di atas kaca, botol, gelas dan barang yang terbuat dari kaca lainnya.

Ratna mengawali karirnya sejak tahun 2009, bisnisnya dimulai dari sebuah kecelakaan. Ia sebelumnya berprofesi sebagai perajin batik.

"Saya dulu suka membatik. Tapi batik makin kesini makin banyak dan makin ketat. Akhirnya saya vakum 2 tahun karena mengurus anak," tutur Ratna kepada detikFinance di kediaman sekaligus workshopnya di Jalan Sangkuriang, Bandung, Jawa Barat, Sabtu (24/11/12).

Ratna memutuskan untuk memulai usahanya lagi. Namun, di pada saat ingin membeli bahan baku cat untuk batik, ia malah membeli cat untuk kaca. Ia pun iseng-iseng, mencoba melukis di atas kaca.

"Saya salah beli. Malah beli untuk cat kaca. Tapi saya coba untuk buat di botol, di gelas. Ternyata temen-temen suka," tutur Sarjana Desain Tekstil Institut Teknologi Bandung ini.

Namun, kejadian itu tak serta merta membuat dirinya percaya diri untuk menumbuh kembangkan usahanya menjadi besar. Pada saat itu, Ratna masih menjual produknya berdasarkan pesanan konsumen.

"Saya bikin dulu, karena pada dasarnya saya hobi melukis. Waktu itu bertepatan sama Natal, jadi banyak pesanan bernuansa Natal. Pemasaran saya masih mulut ke mulut, di blog, atau bawa ke tempat ibu-ibu arisan," papar Ratna.

Barulah pada tahun 2010, genap setelah usahanya berusia 1 tahun, dia mendapat kesempatan untuk mengikuti pameran Inacraft di Jakarta. Disitulah kesempatan besar bagi Ratna untuk memperkenalkan produknya.

Untuk mengembangkan usahanya itu dia mendapatkan suntikan modal dari PT Permodalan Nasional Madani (PNM) melalui programnya yaitu Unit Layanan Mikro Madani sebesar Rp 50 juta.

"Untuk nambah modal. Biaya bahan baku dan yang lain," ucapnya.

Sampai saat ini, omzet yang didapat Ratna dengan produknya yang dinamai 'Meerakatja' ini mencapai Rp 30 juta/bulan. Padahal sebelum menjadi besar, dia hanya bisa meraup Rp 3-5 juta per bulan.

"Awalnya omzet Rp 3 juta, paling tinggi Rp 5 juta. Karena jualnya juga perorangan. Modal awalnya juga pertama Rp 500 ribu," katanya.

Untuk urusan bahan baku, Ratna mengaku tak kesulitan. Ia pun sering memesan botol-botol bekas penjual jamu. Namun untuk catnya, Ratna menggunakan cat yang diimpor dari Jerman melalui distributor langganannya.

Tak hanya melukis di atas botol, Ratna pun menerima pesanan untuk melukis interior rumah berbahan baku kaca, kaca cermin, vas bunga, gelas, tempat lampu, guci dan lain sebagainya.

"Harganya dari Rp 25 ribu hingga Rp 2,5 juta," ucapnya.

Produknya ini masih banyak tersebar di wilayah Jakarta dan Bandung. Beberapa produknya pun telah masuk pasar internasional. Namun, ia tidak secara langsung mengekspor produknya ke luar negeri, melainkan melalui perantara.

"Kalau yang namanya bener-bener ekspor sih belum. Tapi ada pesanan beberapa orang untuk tujuannya ke luar, Kanada, Jerman, tapi tetap Saya berhubungannya dengan orang Jakarta," papar Ratna.

Sampai saat ini, Ratna memiliki 3 pegawai tetap yang bekerja sebagai pemberi warna pada karyanya. Urusan desain dan lukisan dasar, Ratna lah yang turun tangan. "Kalau pesanan lagi banyak, kita bisa sampai 15 orang," cetusnya.

Jika tertarik dengan hasil karya Meeraktja ini, anda bisa langsung datang ke Jalan Sangkuriang O-2, Bandung. Atau bisa mengunjungi website www.meeraktja.wordpress.com.


Sumber : detik.com


Bermodal Hanya Rp 2,5 Juta, Pengusaha Mendong Ini Kini Untung Rp 200 Juta/Bulan


Jakarta - Siapa sangka, bahan dasar mendong, tanaman sejenis padi bisa menghasilkan keuntungan hingga Rp 200 juta per bulan. Dengan modal awal hanya Rp 2,5 juta saja, kini Abun Benyamin (48), pemilik toko produk mendong bisa meraup keuntungan menggiurkan.

Mendong merupakan sejenis tanaman padi yang dibudidayakan di sawah. Bahan tersebut bisa diolah kemudian dikeringkan dan diberi warna menggunakan bahan kimia dasar yang kemudian bisa menghasilkan barang bernilai tambah seperti tas, sandal, tikar, tempat sampah, box buku, dan tempat cucian.

"Itu asli Tasikmalaya, Jawa Barat. Material dari karton dan mendong. Mendong ditenun dulu dan dikeringkan menggunakan energi matahari. Setelah kering diberi warna kemudian dikeringkan lagi dan siap dipasarkan. Pembuatan sehari beres," papar Abun, saat dijumpai detikFinance, di Pameran CRAFINA, JCC, Minggu (16/12/2012).

Abun mengaku, produk-produk tersebut, dibuat untuk memberi warna yang beda kepada masyarakat yang mulai bosan dengan produk-produk moderen.

Bahan dasar mendong merupakan ciri khas dari Tasikmalaya, Jawa Barat. Selain dari mendong, produk-produk tersebut juga bisa menggunakan bahan dari eceng gondok, pandan, dan lidi.

Produk-produk itu dibandrol dengan kisaran harga Rp 15 ribu - Rp 1 juta. Untuk tikar, misalnya dengan panjang 2 meter dan lebar 90 cm, produk tersebut dihargai Rp 150 ribu. 

Sementara untuk tas, dibandrol dengan kisaran harga Rp 80 ribu - Rp 150 ribu. Selain itu, ada box buku yang harganya Rp 100 - Rp 800 ribu dan tempat cucian yang diberi harga Rp 300 ribu - Rp 500 ribu. Selain itu, ada tempat sampai yang 1 set-nya dihargai Rp 200 ribu. Ada juga yang murah loh, sandal dari mendong dibandrol cuma Rp 15 ribu saja.

Namun, harga-harga tersebut masih bisa nego asal membeli dalam jumlah banyak. Abun memberi diskon hingga 20 persen untuk setiap produk dengan pemesanan di atas seratus produk.

"Kalau satuan mahal, kalau dalam jumlah banyak bisa murah dan nego tergantung jumlah dan materialnya. Bisa sekitar 10-20 persen diskonnya. Untuk ekspor bisa sampai 30-40 persen diskonnya dengan minimal pesanan 550 set untuk semua produk," katanya.

Usaha yang telah dirintisnya sejak 1996 itu, bisa menembus omset hingga seribu set setiap bulannya untuk box buku. Sementara untuk tas bisa jauh lebih banyak hingga 2 ribu set per bulannya.

Tak hanya itu, produk-produk miliknya dalam 2 bulan terakhir mulai dilirik negara lain seperti Kanada, Eropa (Spanyol), dan Asia (Jepang, China, dan Singapura). "2 bulan lalu kita ekspor box cucian ke Kanada. Ekspor sudah kita lakukan dari 5 bulan lalu," kata Abun.

Mengingat permintaan yang meningkat, Abun tak kalah akal, dirinya ingin terus melebarkan usahanya ke berbagai kota di Indonesia. Rencananya. Bulan April 2013, produk-produk hasil kerajinannya akan mulai disalurkan ke Bandung, Jakarta, dan Bali.

"Kita punya showroom baru di Tasikmalaya, baru satu. Rencana ekspansi April tahun depan ke Bandung, Jakarta, dan Bali. Lihat kondisi pasar dulu," akunya.

Abun mengaku, hingga saat ini angka ekspor mencapai 270 set untuk 1 kontainer untuk produk box cucian. Sementara untuk box buku bisa mencapai 2600 set per 1 kontainer.

"Kita mengedepankan motif. Mendong lebih banyak variasinya. Kualitas ekspor dan mutu terjaga," katanya.

Pernyataan itu diamini si pembeli lady (37). Menurutnya, box buku mendong tersebut memiliki desain yang bagus dan harganya sesuai dengan kualitas. "Desainnya bagus, buatannya bagus, harganya sesuai dengan kualitasnya," katanya.

Sumber : detik.com


Pasutri Ini Sukses 'Menyulap' Sampah Kayu Jadi Rupiah




Jakarta - Sepak terjang pasangan suami istri (Pasutri) asal Malang, Hery dan Retno patut menjadi inspirasi bagi pasangan lainnya. Pasutri ini sukses menjalankan bisnis, pengolahan sampah kayu, mungkin bagi banyak orang benda tersebut tak bernilai.

Hery dan Retno merupakan pasutri asal Malang, Jawa Timur yang mampu memaksimalkan bahan kayu bekas pabrik mebel dan furnitur yang tidak terpakai menjadi desain-desain hiasan kayu yang unik seperti tempat pensil, tempat gulungan tisu, boneka kayu dan gantungan baju. Namun proses keduanya menjadi pengusaha dengan omset Rp 30-50 juta/bulan, dilewati dengan kerja keras.

"Saya memulai bisnis ini tahun 1992 dimulai dari limbah pabrik kayu perusahaan mebel yang tidak terpakai. Kemudian kita desain dan kita pasarkan," ungkap Retno kepada detikFinance di JCC Senayan Jakarta, Kamis (13/12/2012).

Retno menuturkankan ketika memulai bisnisnya pertama kali, tidak membutuhkan modal. Awalnya usahanya pun masih belum berkembang karena ketidaktahuan mereka pada produk kayu yang disukai masyarakat.

"Saya nggak modal karena pakai limbah pabrik itu dan pengerjaan kita menggunakan gergaji pabrik di Malang. Dahulu kita masih melihat-lihat dan laku di pasaran tidak. acara pertama Expo pembangunan di Malang kita pamerkan produk kita. Dari acara itu kita mendapat masukan bentuk produk yang laku dan bermanfaat dipasaran. Tahun 1992 omset masih Rp 100.000 itupun jika ada acara saja," tuturnya.

Dari pengalaman itu, Hery dan Retno kemudian mengubah desain pada produk kayu yang dibuatnya. Tahun 1995, mereka menambahkan desain buah-buahan seperti strawberry dan terus menambah desain pada tahun yang sama. Selain itu perluasan pasar kembali dilakukan walaupun belum masih lingkup Kota Malang Jawa Timur.

"Lama-lama kita tahu pasarnya, kemudian kita beli kayu gelondongan jenis Pinus atas izin Perhutani dan hasil produksinya saya titipkan ke toko-toko dan koperasi. Tahun 1995 kita memberikan motif strawberry dan tahun berikutnya kita terus menambah model," imbuhnya.

Masa puncak bisnisnya terjadi pada tahun 2003, produk Hery dan Retno dilirik pasar Malaysia dan Jamaika. Akhirnya inilah pengalaman mereka untuk melakukan ekspor dan hasilnya negatif. Menurutnya tidak ada kesepakatan harga dan penipuan yang dilakukan eksportir membuat mereka menghentikan ekspor produknya ke Jamaika dan Malaysia.

"Tahun 2003 kita merambah pasar internasional yaitu Jamaika dan Malaysia ada order sekitar Rp 25 juta dari Jamaika dan Kuala Lumpur Rp 25 juta. Setelah itu tidak ada kesepakatan harga dan kami berhenti. Selain itu saya juga rugi imateril tenaga kerja. Saya juga belum siap dan saya pernah tertipu lewat eksportir di Bali hingga kami harus menutupi kekurangan yang ada," katanya.

Sejak saat itu, Heri dan Retno lebih konsentrasi untuk merambah pasar domestik. Hasilnya tidak sia-sia. Saat ini keduanya mampu meraup omset hingga Rp 30-50 juta per bulan. Harga juga beragam mulai dari Rp 10.000 hingga jutaan rupiah. Produk yang dijual seperti tempat pensil, tempat gulungan tisu, boneka kayu dan gantungan baju.

"Nggak mahal produk kami dari Rp 10.000 hingga jutaan rupiah itu untuk desain khusus. Omset pendapatan per bulan Rp 30 juta. Musim pameran dan pernikahan omset saya lebih dan bisa mencapai Rp 50 juta. Januari nanti sudah mulai banyak pemesanan. Rumah saya di Gondosuli Malang sering dijadikan tempat kunjungan. Ini kayu pinus dari Malang dan saya sudah tahu peluang ini baik ke depan," tutupnya.

Tertarik mengikuti jejaknya ? atau mau lebih tahu tentang produk yang unik yang di produksi oleh Hery dan Retno? Saat ini keduanya tengah memamerkan produk kayunya di JCC Senayan Jakarta tepatnya di Hall B pada acara CRAFINA 2012 hingga Minggu (16/12/2012).

Sumber : Detik.com

Kisah Sukses Pengusaha Tempe Indonesia di Jepang

Tokyo, Detij.com. Terlahir di kota kecil Grobogan, Jawa Tengah ternyata tidak menyurutkan semangat juang Rustono (43) untuk meraih mimpi besarnya. Siapa sangka bila seorang mantan bell boy Hotel Sahid Yogyakarta ini sekarang bisa sukses merintis usaha tempe di negeri sakura (Jepang) serta mendapatkan gelar khusus yakni The King of Tempe. Meskipun bisnisnya kini telah berkembang dengan pesat, namun perjalanan suksesnya dalam membangun usaha tempe tidaklah semulus apa yang kita bayangkan. Setelah memutuskan untuk menuntut ilmu di Akademi Perhotelah Sahid pada tahun 1987, Ia kemudian merintis karirnya sebagai seorang bell boy di Hotel Sahid Yogyakarta hingga bertahun-tahun lamanya. Pengalaman inilah yang kemudian mempertemukan Rustono dengan seorang wanita asli Jepang bernama Tsuruko Kuzumoto, yang kini telah dipersunting sebagai istrinya. Di tahun 1997, Rustono memutuskan untuk hijrah ke Kyoto, Jepang untuk melanjutkan hidup baru bersama istri tercintanya. Dari sinilah perjuangan Rustono mulai dirintis dari awal. Ia bekerja di beberapa perusahaan Jepang mulai dari perusahaan sayur-mayur higga perusahaan roti yang semuanya menuntut ketelitian dan tanggungjawab cukup besar dari para karyawannya. Rustono yang saat itu berprofesi sebagai seorang karyawan, mendapatkan banyak ilmu dari masyarakat di negeri matahari terbit tersebut, baik dari perilaku hidup sehari-hari maupun dari segi etos kerja para karyawan yang relatif cukup tinggi.
Awal Merintis Usaha Tempepengusaha sukses 133x200 Sukses Merintis Usaha Tempe di Negeri Sakura

Berbekal pengalaman dan pengetahuannya di beberapa sektor industri, hati kecil Rustono mulai terdorong untuk membuka peluang bisnis baru yang belum pernah ada sebelumnya di Negara Jepang. Terinspirasi dari makanan nato (sebangsa makanan dari kedelai yang rasanya sangat khas orang Jepang), ayah dari Noemi Kuzumoto ini mencoba menekuni sektor bisnis makanan dan membuat tempe dengan sedikit pengetahuan yang pernah Ia ketahui.

Proses trial and error Ia jalani kurang lebih selama empat bulan, bahkan Ia rela pulang ke Indonesia selama tiga bulan hanya untuk belajar membuat tempe yang lezat dari 60 pengrajin tempe di seluruh Pulau Jawa. Kuatnya tekad dan semangat Rustono untuk terus belajar memproduksi tempe, akhirnya membuahkah hasil manis sehingga Ia berhasil membuat tempe yang lezat dengan bantuan ragi dari Indonesia, dan memanfaatkan sumber mata air di sekitar kediaman mertuanya.

Setelah berhasil memproduksi tempe dengan sempurna, ternyata masih banyak kendala usaha yang dihadapi oleh Rustono. Salah satunya yaitu mengenai izin produksi di Negara Jepang yang cukup rumit (harus melalui berbagai tahap penelitian dan tes), serta kendala iklim alam yang kurang bersahabat karena memiliki kelembapan udara kurang dari 60%, sehingga proses fermentasi tempe tidak bisa berjalan maksimal tanpa bantuan peralatan khusus yang bisa menjaga kestabilan cuaca.

Semua kendala tersebut dijadikannya sebagai sebuah tantangan baru, hingga pada akhirnya Ia berhasil mengantongi perizinan dari pemerintah setempat dan memasarkan produk tempenya dengan merek Rusto Tempeh yang dilengkapi dengan ilustrasi gambar suasana kehidupan kampung di Pulau Jawa. Dengan memanfaatkan kemasan produk 200 gram, sekarang ini kapasitas produksi Rusto Tempeh bisa mencapai 16.000 bungkus setiap lima hari. Ia memasarkan produk tempenya hampir ke seluruh kota di Jepang, baik di perusahaan jasa boga, rumah makan vegetarian, toko swalayan, sekolah-sekolah, hingga ke beberapa rumah sakit di Fukuoka.

Kerja keras dan semangat juang Rustono di negeri sakura, kini telah terbayar dengan keberhasilan usaha tempe yang Ia rintis. Bila dulunya usaha tempe Rustono dijalankan di rumah kecilnya, kini suami Tsuruko Kuzumoto ini telah membangun pabrik tempe di kawasan pinggir hutan yang bermata air dan memanfaatkan lahan seluas 1.000 meter2. Semoga kisah pengusaha sukses dari Grobogan, Jawa Tengah ini memberikan manfaat bagi para pembaca dan menginspirasi seluruh lapisan masyarakat untuk segera memulai usaha. Maju terus UKM Indonesia dan salam sukses.