Minggu, 16 Desember 2012

Bermodal Hanya Rp 2,5 Juta, Pengusaha Mendong Ini Kini Untung Rp 200 Juta/Bulan


Jakarta - Siapa sangka, bahan dasar mendong, tanaman sejenis padi bisa menghasilkan keuntungan hingga Rp 200 juta per bulan. Dengan modal awal hanya Rp 2,5 juta saja, kini Abun Benyamin (48), pemilik toko produk mendong bisa meraup keuntungan menggiurkan.

Mendong merupakan sejenis tanaman padi yang dibudidayakan di sawah. Bahan tersebut bisa diolah kemudian dikeringkan dan diberi warna menggunakan bahan kimia dasar yang kemudian bisa menghasilkan barang bernilai tambah seperti tas, sandal, tikar, tempat sampah, box buku, dan tempat cucian.

"Itu asli Tasikmalaya, Jawa Barat. Material dari karton dan mendong. Mendong ditenun dulu dan dikeringkan menggunakan energi matahari. Setelah kering diberi warna kemudian dikeringkan lagi dan siap dipasarkan. Pembuatan sehari beres," papar Abun, saat dijumpai detikFinance, di Pameran CRAFINA, JCC, Minggu (16/12/2012).

Abun mengaku, produk-produk tersebut, dibuat untuk memberi warna yang beda kepada masyarakat yang mulai bosan dengan produk-produk moderen.

Bahan dasar mendong merupakan ciri khas dari Tasikmalaya, Jawa Barat. Selain dari mendong, produk-produk tersebut juga bisa menggunakan bahan dari eceng gondok, pandan, dan lidi.

Produk-produk itu dibandrol dengan kisaran harga Rp 15 ribu - Rp 1 juta. Untuk tikar, misalnya dengan panjang 2 meter dan lebar 90 cm, produk tersebut dihargai Rp 150 ribu. 

Sementara untuk tas, dibandrol dengan kisaran harga Rp 80 ribu - Rp 150 ribu. Selain itu, ada box buku yang harganya Rp 100 - Rp 800 ribu dan tempat cucian yang diberi harga Rp 300 ribu - Rp 500 ribu. Selain itu, ada tempat sampai yang 1 set-nya dihargai Rp 200 ribu. Ada juga yang murah loh, sandal dari mendong dibandrol cuma Rp 15 ribu saja.

Namun, harga-harga tersebut masih bisa nego asal membeli dalam jumlah banyak. Abun memberi diskon hingga 20 persen untuk setiap produk dengan pemesanan di atas seratus produk.

"Kalau satuan mahal, kalau dalam jumlah banyak bisa murah dan nego tergantung jumlah dan materialnya. Bisa sekitar 10-20 persen diskonnya. Untuk ekspor bisa sampai 30-40 persen diskonnya dengan minimal pesanan 550 set untuk semua produk," katanya.

Usaha yang telah dirintisnya sejak 1996 itu, bisa menembus omset hingga seribu set setiap bulannya untuk box buku. Sementara untuk tas bisa jauh lebih banyak hingga 2 ribu set per bulannya.

Tak hanya itu, produk-produk miliknya dalam 2 bulan terakhir mulai dilirik negara lain seperti Kanada, Eropa (Spanyol), dan Asia (Jepang, China, dan Singapura). "2 bulan lalu kita ekspor box cucian ke Kanada. Ekspor sudah kita lakukan dari 5 bulan lalu," kata Abun.

Mengingat permintaan yang meningkat, Abun tak kalah akal, dirinya ingin terus melebarkan usahanya ke berbagai kota di Indonesia. Rencananya. Bulan April 2013, produk-produk hasil kerajinannya akan mulai disalurkan ke Bandung, Jakarta, dan Bali.

"Kita punya showroom baru di Tasikmalaya, baru satu. Rencana ekspansi April tahun depan ke Bandung, Jakarta, dan Bali. Lihat kondisi pasar dulu," akunya.

Abun mengaku, hingga saat ini angka ekspor mencapai 270 set untuk 1 kontainer untuk produk box cucian. Sementara untuk box buku bisa mencapai 2600 set per 1 kontainer.

"Kita mengedepankan motif. Mendong lebih banyak variasinya. Kualitas ekspor dan mutu terjaga," katanya.

Pernyataan itu diamini si pembeli lady (37). Menurutnya, box buku mendong tersebut memiliki desain yang bagus dan harganya sesuai dengan kualitas. "Desainnya bagus, buatannya bagus, harganya sesuai dengan kualitasnya," katanya.

Sumber : detik.com


Tidak ada komentar:

Posting Komentar